Jumat, 25 Februari 2011

Pertolongan pertama pada gigitan ular


Apabila terkena gigitan ular yang berbisa rendah ataupun tinggi, maka langkah-langkah penanganannya adalah sebagai berikut :

·         Jika terpatuk, langsung gunakan pembalut atau bahan lain yang serupa dan ikatkan dengan kencang. ikatkan seluas mungkin daerah yang dipatuk. Usahakan menggunakan penyangga atau kain penggantung. Kurangi aktifitas atau gerakan korban untuk mencegah penyebaran bisa. Selalu posisikan daerah yang terpatuk lebih rendah dari jantung.



·         Jangan pernah memperlebar luka bekas gigitan karena dapat menyebabkan infeksi dan trauma pada korban. Juga jangan pernah menghisap darah dari bekas luka patukan. Selain beresiko jika ada luka pada mulut penolong, juga tidak terlalu efektif dalam mengurangi jumlah bisa yang masuk.



·         Penting untuk meyakinkan korban bahwa kemungkinan selamatnya tinggi karena telah banyak antivenom (baik monovalent maupun polivalent) di rumah sakit.



·         Jangan pernah izinkan pasien untuk meminum alkohol.



·         Segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Informasikan kepada dokter mengenai penyakit yang diderita pasien seperti asma dan alergi pada obat-obatan tertentu, atau pemberian antivenom sebelumnya. Ini penting agar dokter dapat memperkirakan kemungkinan adanya reaksi dari pemberian antivenom selanjutnya.



·         Kenali jenis ular yang mematuk. Apabila anda ragu dan agar lebih amannya maka bunuhlah ular yang mematuk agar hasil identifikasi lebih positif. Hal ini penting untuk menentukan pemberian antivenom yang monovalent, sehingga efeknya lebih tepat dan cepat. Jika tidak pun tidak apa-apa, sebab ada antivenom polyvalent yang dapat menetralisir bisa dari berbagai jenis ular.

Cara mengatasi ular yang masuk ke dalam rumah


Apabila bertemu atau mendapati seekor ular masuk kedalam rumah atau pekarangan, maka hal terpenting yang dilakukan pertama kali ialah diam. Karna ular sangat peka terhadap gerakan. Lakukan penganalisaan terhadap jenis ular yang tersebut. Tipikal ular tidak bebisa dan berbisa menengah akan menghidar jika bertemu manusia. Sambil melakukan analisa, amati dan perhatikan kemana ia pergi. Hal ini bermaksud agar tidak kehilangan jejak akan ular tersebut. Apabila kehilangan jejak (tidak tahu ular tersebut kemana atau bersembunyi dimana), maka akan berbahaya bila ular tersebut masih berada didalam rumah. Yang penting ialah jangan panik dan berpikirlah yang jernih. Waspadai kanan kiri mungkin ada ular lainya. Jangan pernah berniat untuk membunuhnya. Sebagaimana hal ini ditafsirkan karena ular memiliki insting yang peka akan niat jahat dari dalam diri manusia. 
Dengan mengenali jenis ular yg kita temui kita bisa mengambil langkah pertama, apakah akan disingkirkan, dibiarkan atau ditangkap untuk diamankan. Jika kita tidak mengenal dengan pasti jenis ularnya sangat tidak disarankan untuk menangkapnya, karena sangat berbahaya jika ular tersebut bebisa tinggi. Mencoba untuk mengusirnya dengan menggunakan suatu benda yang panjang(sapu,tongkat kayu) adalah merupakan hal yang cukup baik. Namun cara yang lebih baik lagi setelah melakukan pengamatan terhadap ular tersebut serta mengikuti kemana atau ke kolong apa ular tersebut melata ialah dengan menghubungi warga atau lembaga penanggulangan hewan yang ada.
Hal ini bermaksud agar dapat mengidentifikasi kemungkinan ular tersebut berasal atau bahkan telah memiliki sebuah sarang atau tidak pada rumah anda. Namun bila memang tidak memungkinkan untuk melakukan langkah-langkah ini, maka silahkan bunuh ular tersebut. Demi keselamatan keluarga.


Hal-hal yang sebaiknya dilakukan bila bertemu ular di dalam rumah :
1. Diam ( Jangan Panik )
2. Analisa Jenisnya
3. Amati arah perginya
4. Waspadai sekitar
5. Jangan berniat membunuhnya
6. Hubungi pihak berwenang

Sebab akibat ular masuk rumah


Ular memangsa setiap mangsanya untuk keperluan dirinya. Dalam menjalani kehidupannya, sering kali ular ditemukan berada ditempat yang bukan merupakan habitatnya. Salah satu contoh ialah ditemukannya ular dipekarangan atau halaman atau taman belakang suatu rumah penduduk. Bagaimana mungkin seekor ular yang berhabitat asli di rawa dan hutan ini bisa berada ditempat yang bukan merupakan habitat aslinya. Untuk beberapa kasus yang terjadi di komplek Bukit Datuk, kejadian ini dikarenakan ular tersebut mengikuti atau mengejar mangsanya yang berlari menuju rumah penduduk tersebut. Mangsa ular-ular itu sendiri (hewan-hewan seperti : tikus, ayam hutan, biawak, dsb) mempunyai habitat asli yang sama dengan ular, yaitu rawa dan hutan. Kebanyakan dari hewan-hewan tersebut pergi atau keluar dari habitat aslinya dikarenakan semakin sedikitnya lahan hutan yang ada di daerah kota dumai, khususnya di komplek Bukit Datuk tersebut. Semakin sedikit atau menyempitnya lahan-lahan hutan ini ditenggarai oleh ulah manusia yang sering melakukan penebangan liar dan pembakaran hutan yang dimaksudkan untuk kepentingan pribadi atau suatu lembaga. Oleh karena itulah hewan-hewan serta ular ini sendiri tak lagi memiliki habitat asli yang luas dan aman.
Bila seekor ular berada pada suatu tempat yang tak seharusnya, seperti di dalam rumah, maka banyak akibat atau resiko yang dapat merugikan penduduk (manusia). Diantaranya ialah terkena patukan, kehilangan hewan ternak atau menjadi mangsa ular tersebut. Kebanyakan kasus ular masuk kedalam rumah atau pemukiman yang terjadi di komplek Bukit datuk ini menyebabkan penduduk merugi akibat hewan ternak yang dimilikinya menjadi santapan dari ular-ular yang melata tersebut. Namun ada juga beberapa kasus yang cukup mengkhawatirkan, yaitu beberapa orang dewasa, terutama anak-anak yang terkena patukan dari ular-ular yang masuk kedalam rumah mereka tersebut. Ada yang terkena patukan ular yang bebisa dan ular yang tak berbisa. Namun hingga kini belum ada satu laporan kasuspun dari kejadian ini yang menyebabkan kematian pada seseorang. Akan tetapi akan lebih baik lagi bila masyarakat/penduduk mengetahui cara mengatasi ular yang masuk kedalam rumah atau pemukiman tersebut. Tidak mesti selalu membunuh bila bertemu dengan ular. Sebab hal ini dapat menyebabkan penurunan dalam populasi ular serta dapat menyebabkan kepunahan dan juga dapat merusak ekosistem.

Ciri-ciri ular berdasarkan 'bisa'nya


Ciri Ular berdasarkan Bisa dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
·         Ular berbisa rendah
o   Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
o   Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
o   Membunuh mangsanya dengan membelit
o   Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
o   Tidak memiliki taring bisa
o   Gigitannya tidak mematikan
o   Setelah menggigit langsung lari
·         Ular berbisa tinggi
o   Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
o   Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
o   Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
o   Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
o   Memiliki taring bisa, racun mematikan
o   Ukuran relatif kecil atau pendek, kecuali King Cobra yang bisa mencapai 5 meter
o   Kanibal (memakan temannya sendiri/jenis ular yang sama)
o   Setelah menggigit, masih tinggal ditempat (bertanggung jawab terhadap mangsa)
o   Warna biasanya cerah, namun hal ini pun tidak mutlak

Dari ciri-ciri ular berdasarkan kandungan bisanya di atas, terdapat pengecualian, diantaranya :
o   Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang dan malam
o   Ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) , kepala oval, agresif, siang dan malam
o   Ular Kobra (Naja sputratix), berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
o   Ular weling (Bungarus candidus), kepala oval, berbisa tinggi
o   Ular welang (Bungarus fasciatus), kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi
o   Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai
o   Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari

Dampak negatif membunuh ular


Anggapan-anggapan masyarakat terhadap ular masih sangat negatif dan kehadirannya menimbulkan dampak yang buruk bagi manusia dan ular itu sendiri. Dari sisi psikologis manusia saat menemui ular bukan tidak mungkin ia dapat melakukan tindakan kepanikan yang berlebihan. Begitu juga dengan dampak psikologis bagi ular jika bertemu dengan manusia, ular dapat menjadi stres serta panik, sehinggadapat mengakibatkan ular tersebut bertindak agresif dan cenderung menyerang. Padahal bila dikaji lebih jauh, tidak semua ular memiliki kemampuan untuk membunuh manusia. Tidak semua ular memiliki bisa/racun yang mematikan.

Membunuh ular yang masih merupakan bagian dari rantai kehidupan dalam ekosistem dimana pun tempat dan keberadaannya akan berakibat buruk bagi manusia sendiri. Meledaknya populasi tikus karena predator alaminya (ular) telah menghilang adalah salah satu dampak langsung jika ular dibunuh/diambil dari habitat alami nya. Dampak lain yang muncul dari sisi psikologis adalah semakin menipisnya rasa cinta terhadap alam dan segala yang ada didalamnya. Meskipun ular termasuk salah satu hewan yang berbahaya, namun tiada alasan kuat untuk ditiadakan (dibunuh). Ketiadaan rasa cinta terhadap alam dapat memupuk rasa ketidakpedulian dan ketidakmautahuan bahkan malah semakin meningkatkan motivasi untuk merusak alam atau mengekploitasinya tanpa usaha regenerasi.

Memang, ular termasuk salah satu satwa liar yang berbahaya yang perlu dihindari meskipun memiliki cukup banyak manfaat dibidang medis. Tetapi membunuh ular yang lahir dan hidup di alam liar akan semakin merusak keseimbangan ekosistem yang ada di lingkungan tersebut.

Apa sih ular itu ?


Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Perkembangannya dapat ditemukan di daerah pegunungan, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, hingga di lautan. Pada umumnya, hewan berdarah dingin tersebut semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung. Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tidak pernah menginjak tanah. Banyak pula yang hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah semak atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup di sungai, rawa, danau dan laut.
Ular berkembang biak dengan cara bertelur. Jumlah telurnya bisa hanya beberapa butir saja hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggu telurnya hingga menetas. Bahkan ular sanca mengerami telur-telurnya. Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut melahirkan anak. Hal ini sebenarnya bukanlah melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telur-telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar) lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
Kebanyakan ular memangsa berbagai jenis hewan yang lebih kecil dari tubuhnya, seperti : ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu dan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok serta jenis-jenis reptil yang lain termasuk telur-telurnya. Namun sebagian lagi dapat memangsa berbagai jenis hewan yang lebih besar dari tubuhnya, seperti : ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa, babi bahkan manusia.