Anggapan-anggapan masyarakat terhadap ular masih sangat negatif dan kehadirannya menimbulkan dampak yang buruk bagi manusia dan ular itu sendiri. Dari sisi psikologis manusia saat menemui ular bukan tidak mungkin ia dapat melakukan tindakan kepanikan yang berlebihan. Begitu juga dengan dampak psikologis bagi ular jika bertemu dengan manusia, ular dapat menjadi stres serta panik, sehinggadapat mengakibatkan ular tersebut bertindak agresif dan cenderung menyerang. Padahal bila dikaji lebih jauh, tidak semua ular memiliki kemampuan untuk membunuh manusia. Tidak semua ular memiliki bisa/racun yang mematikan.
Membunuh ular yang masih merupakan bagian dari rantai kehidupan dalam ekosistem dimana pun tempat dan keberadaannya akan berakibat buruk bagi manusia sendiri. Meledaknya populasi tikus karena predator alaminya (ular) telah menghilang adalah salah satu dampak langsung jika ular dibunuh/diambil dari habitat alami nya. Dampak lain yang muncul dari sisi psikologis adalah semakin menipisnya rasa cinta terhadap alam dan segala yang ada didalamnya. Meskipun ular termasuk salah satu hewan yang berbahaya, namun tiada alasan kuat untuk ditiadakan (dibunuh). Ketiadaan rasa cinta terhadap alam dapat memupuk rasa ketidakpedulian dan ketidakmautahuan bahkan malah semakin meningkatkan motivasi untuk merusak alam atau mengekploitasinya tanpa usaha regenerasi.
Memang, ular termasuk salah satu satwa liar yang berbahaya yang perlu dihindari meskipun memiliki cukup banyak manfaat dibidang medis. Tetapi membunuh ular yang lahir dan hidup di alam liar akan semakin merusak keseimbangan ekosistem yang ada di lingkungan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar